Sabtu, September 05, 2009

Belanda Bangun Kantor PDAM Regional Rp 3,7 M

5 September 2009, 09:40 Nusantara Administrator

Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar (kiri), didampingi Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari, dan Program Manager SAB-SAS Belanda, Taco de Vries (kanan) meninjau proyek instalasi air bersih bantuan Belanda di kawasan Siron, Ingin Jaya, Aceh Besar, Jumat (4/9). SERAMBI/JAMALUDDIN

BANDA ACEH - Pemerintah Belanda melalui sebuah perusahaan air minumnya yaitu SAB-SAS, membangun kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) regional Aceh, dengan total bantuan senilai Rp 3,7 miliar. Bangunan yang dimulai pengerjaannya pada 17 November 2008 lalu, saat ini sudah selesai dikerjakan. Kompleks gedung representatif di kawasan Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar itu terdiri dari tiga bangunan yakni kantor PDAM Regional Aceh, laboratorium dan kalibrasi water meter, serta gedung pusat pelatihan. Dalam waktu dekat, bangunan tersebut akan diserahkan kepada Pemeruintah Aceh.

“Bantuan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman bersama (MoU) dengan Pemerintah Belanda pada 19 Januari 2009 lalu. Fokus kami adalah pada kerja sama bidang air bersih dan sanitasi di Aceh,” kata Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, saat meninjau kompleks tersebut, Jumat (4/9) pagi. Pada kesempatan itu Wagub didampingi Manajer Program SAB-SAS, Taco de Vries, dan Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali. Seperti tertuang dalam perjanjian dengan Pemerintah Belanda, sebut Nazar, kantor PDAM regional Aceh tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Aceh. Wagub berharap, bangunan tersebut sudah diserahkan ke Pemerintah Aceh paling lambat Oktober mendatang. “Setelah diserahkan kepada Pemerintah Aceh, bangunan itu akan dipinjamkan untuk aktivitas PDAM Regional Aceh, yang merupakan perusahaan pantungan antara SAB-SAS Belanda dengan PDAM yang seluruh Aceh berbadan hukum perseroan terbatas,” tambahnya.

Didampingi Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali, Wagub juga menjelaskan keuntungan kerjasama bagi Aceh yakni adanya transfer teknologi/alih pengetahuan dari perusahaan air minum di Belanda kepada provinsi ujung paling barat Indonesia ini. Keuntungan lain, sebut Nazar, juga untuk membantu PDAM memenui target dalam mencapai tujuan usaha, di antaranya peningkatan pelayanan air minum yang baik, pemulihan biaya penuh, peningkatan efesiensi operasi dan penurunan kehilangan air. Dijelaskan, tujuan utama kerja sama itu yakni untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja setiap PDAM dalam rangka mencapai sasaran seperti peningkatan cakupan pelayanan sebesar 85 persen, angka kehilangan air bisa ditekan hingga di bawah 15 persen, dan peningkatan sanitasi.

Sementara Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali menyatakan struktur kerja sama nanti kedua pihak telah sepakat membentuk badan usaha patungan berupa Perseroan terbatas (PT). “Kantor PT tersebut nanti berdomisili di Banda Aceh dengan kelengkapan seperti pusat pelatihan, laboratorium, dan bengkel meter,” jelasnya. PT tersebut, tambah Azahri, akan menyiapkan master plan dan bisnis plan dan akan membuat struktur tarif standar yang berlaku bagi seluruh PDAM di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu.(jal)

Tidak ada komentar: