Rabu, Agustus 12, 2009

Rehab Lantai Bendung dengan Bronjong Kawat 100%


Setelah hampir sebulan penuh perbaikan lantai bendung PDAM Simeulue menggunakan batu bronjong dengan volume +/- 150 meterkubik yang dikerjakan oleh tenaga terampil (pak Yusuf dkk) dari kota Binjai-Sumut, rampung 100%.


"..Sejak direhab kembali sejak akhir bulan Juni 2009 lalu, telah beberapa kali dihantam banjir besar Sungai Kuala Umo yang sekaligus membawa batangan-batangan glondongan kayu, tapi Alhamdulillah bangunan nyaris teruji stabil dan tidak mengalami kerusakan .....! "

Bendungan PDAM Tirta Tawar Diduga tak Miliki Amdal

12 August 2009, 08:15 Nanggroe Administrator

TAKENGON - Bangunan bendungan air (water intake) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar Takengon yang sedang dibangun di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah diduga tidak memiliki dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan dokumen lainnya, sementara proyek pengadaan air bersih itu sudah dikerjakan sejak lima bulan lalu.

Masyarakat Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah kuatir, bendungan air itu sewaktu-waktu akan pecah dan menimpa rumah-rumah penduduk yang ada di bawahnya. Pembangunan bendungan prosessing air itu sedang dikerjakan oleh PT Leven Kencana Utama Jakarta, sementara Pemkab Aceh Tengah sebagai pemilik proyek itu tidak pernah mensosialisasikan kepada masyarakat Kampung Mendale dan sekitarnya terhadap dampak kerusakan lingkungan itu.

Manager Program Ikatan Keluarga Pemuda Aceh (IKAPEDA) Kabupaten Aceh Tengah, Edy Putra, Senin (11/8) mengatakan, pembangunan bendungan air di Gunung Mendale, Kecamatan Kebayakan diduga tidak memiliki dokumen Amdal yang jelas. Padahal, proyek bendungan air itu berada pada ketinggian lebih dari 100 meter dari perumahaan penduduk, sementara pada kaki pergunungan itu terdapat pemukiman penduduk sangat ramai yakni Kampung Mendale dan Jongok Meluem Kecamatan Kebayakan.

Dikatakan Edy Putra, pelaksana proyek itu terkesan mengabaikan pentingnya keselamatan warga kampung berada di bawah Gunung Mendale, Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah. “Bila bendungan itu pecah, dikuatirkan Kampung Mendale dan Jongok Meluem akan tenggelam,” ujar Edy Putra.

Menurut Edy, Pemkab Aceh Tengah harus memperhatikan keamanan dan kenyaman warga yang berada pada sejumlah kampung di kawasan tersebut, karena posisi bendungan itu terletak pada ketinggian dan pinggiran gunung dengan struktur tanah yang labil. Sementara para pekerja mengeruk gunung itu untuk membangunan bak air raksasa yang akan menampung jutaan kubik air yang disedot dari Danau Laut Tawar untuk dialirkan ke pelanggan di Kota Takengon. “Berton-ton tanah dikeruk untuk membangun bendungan, padahal di bawah banyak perumahan penduduk,” ujar Edy lagi.

Kepala Bidang Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Aceh Tengah, Ir Ismail Wahab MSc mengatakan, bangunan bendungan PDAM Tirta Tawar yang dibangun di Kampung Mendale Kebayakan tidak memiliki dokumen lingkungan, sehingga belum layak dibangun.

Seharusnya, kata Ismail Wahab, sebelum proyek itu dikerjakan harus mengkaji aspek Amdal terlebih dahulu, setelah memiliki kelayakan lingkungan, maka proyek itu dikerjakan. Ia mengakui, hingga saat ini, pemilik proyek itu belum mengajukan permohonan Amdal kepada Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Aceh Tengah. Padahal, proyek tersebut berdampak pada kerusakan lingkungan Kampung Mendale Kecamatan Kebayakan.

“Hingga saat ini, Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Aceh Tengah belum menerima permohonan kajian Amdal terhadap proyek bendungan air bersih PDAM Tirta Tawar yang dibangun di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, sedangkan proyek bendungan itu sudah dikerjakan terlebih dahulu,” ujar Ismail Wahab.

Pengawas Proyek Bendungan Air PDAM Tirta Tawar, Alfonso, Selasa (11/8) mengatakan, tidak tahu persis masalah dokumen Amdal proyek itu, ia menyuruh wartawan untuk menanyakan ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Aceh Tengah yang mengetahui teknis pekerjaan bendungan PDAM Tirta Tawar di Kampung Mendale itu. “Saya nggak tahu masalah Amdal itu, karena dalam dokumen kontrak tidak dilampirkan dokumen-dokumen kajian lingkungan tersebut,” ujar Alfonso.

Amatan Serambi, bendungan yang sedang dikerjakan itu terletak di atas pergunungan di Jalan KKA Kampung Mendale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah, terletak di ketinggian pada lereng gunung. Di kaki gunung itu, terdapat kebun, sawah dan pemukiman penduduk. Setiap harinya material tanah yang dikeruk itu diangkut dengan truk melewati Kampung Mendale, Kala Lengkio, Lot Kala hingga Kebayakan, sehingga sejumlah kampung yang dilintasi truk berdebu dan bising. “Pekerja proyek bendungan PDAM Tirta Tawar itu, tidak peduli dengan keluhan warga disini, mereka menganggap kelhan seperti angin lalu saja,” ujar Aman Lia, seorang warga Kampung Mendale.(min)