Minggu, Mei 24, 2009

Warga Mutiara Ancam Demo PDAM

24 May 2009, 09:13 Pase Administrator

LHOKSEUMAWE - Ratusan ibu rumah tangga di Kompleks Perumahan Mutiara Indah, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, mengancam akan melakukan demo ke PDAM Tirta Mon Pase. Hal ini disebabkan sudah sejak 14 hari yang lalu hingga Sabtu (23/5) kemarin, mereka tidak mendapatkan suplai air bersih dari perusahaan daerah tersebut.

Selama tidak adanya suplai air ke rumah-rumah penduduk di kawasan Bukit Mutiara Indah, masyarakat terpaksa membeli air yang dibawa dengan mobil tanki dengan harga Rp 100.000/tanki, ukuran 3.000 liter. “Sebenarnya bukan dijual kepada warga, tapi warga memberikan kepada supir mobil tanki PDAM uang Rp 100.000, daripada harus beli Rp 1.000 per jerigen,” kata Nurlina, seorang ibu rumah tangga.

Menurut Nurlina, di Kompleks Mutiara Indah ada sekitar 200 rumah. Rencananya, kalau tak ada air dalam dua hari ini, ratusan ibu rumah tangga akan berkumpul melakukan aksi protes ke PDAM setempat. Tersendatnya air bersih ke ribuan rumah pelanggan, juga karena ekses pemotongan arus listrik oleh PLN. Ini disebabkan karena PDAM memiliki tunggakan yang cukup besar, yaitu mencapai Rp 2,04 miliar.

Siap diaudit
Direktur Umum PDAM Tirta Moun Pase, Rizal menyatakan pihaknya siap diaudit dalam penggunaan anggaran. Apalagi pihaknya mengaku tidak pernah melakukan penyelewengan. Soal tunggakan listrik, katanya, disebabkan karena hingga kini subsidi yang diberikan melalui APBK Aceh Utara tahun 2009 senilai Rp 10,680 miliar, belum dicairkan.

Rizal yang dihubungi via telepon, Sabtu (23/5), mengaku sedang berada di Banda Aceh. Ia sangat menyesalkan pernyataan anggota DPRK Aceh Utara yang meminta pihaknya untuk diaudit. “Padahal, tunggakan listrik itu hitungan Januari sampai Mei 2009, karena dana dari APBK yang belum kunjung cair juga,” ungkapnya. Sedangkan upaya untuk secepatnya mencairkan dana Rp 10 miliar lebih itu, katanya, terus ditempuh. Namun, dikarenakan tahun ini sistemnya hanya berbentuk subsidi (bukanya penyertaan modal sebagaimana tahun-tahun lalu), maka mekanismenya sangat panjang.

Menyinggung pemutusan aliran listrik, Rizal mengaku sebelumnya memang telah mendapatkan teguran dari PLN. Namun, saat itu telah dilakukan berulangkali pendekatan secara persuasif dengan pihak PLN. Tetapi, karena tidak bisa diberikan kebijaksaan lagi, hingga diputuskan dan membuat ribuan pelanggan tak bisa menikmati air bersih. Tapi saya pastikan, paling lambat dalam sepekan ini air kembali mengalir ke rumah warga. Karena beberapa hari lagi dana dari APBK akan segera cair. Jadi, kami harap pelanggan bisa sabar,” demikian Rizal yang mengaku dirinya didampingi Direktur Teknik, Safrizal.(ib/bah)

Tidak ada komentar: