Jumat, Mei 22, 2009

PLN Putuskan Listrik Ke PDAM Mon Pase

Tunggakan Capai Rp 2,04 M

22 May 2009, 09:14 Pase Administrator by : Harian Serambi Indonesia

Putuskan Jaringan Listrik

Petugas PLN Cabang Lhokseumawe, tergabung dalam Tim Peugleh Gampong, Rabu (20/5) memutuskan jaringan listrik pada Trafo Distribusi di PDAM Tirta Mon Pase di Bukit Rata. SERAMBI- IBRAHIM ACHMAD

LHOKSEUMAWE - PT PLN Rayon Lhokseumawe, Rabu (20/5), memutuskan aliran listrik ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Pase. Tindakan itu dilakukan pihak PLN karena perusahaan daerah itu memiliki tunggakan listrik sebesar Rp 2,04 miliar. Pada hari itu, tim memutuskan jaringan listrik di 20 titik. Sebelum hal itu dilakukan, pihaknya PLN sudah beberapa kali mengingatkan PDAM, namun tak diindahkan.

Sementara pemakain untuk PDAM ada beberapa titik yang tersebar di beberapa kecamatan. Setiap bulan PDAM menggunakan jasa PLN paling rendah sebanyak Rp 366 juta dan paling tinggi sampai dengan Rp 513 juta. “Namun, karena rutin dipakai tak rutin dibayar akhirnya tunggakan terus membengkak,” kata manajer PLN Rayon Lhokseumawe, Alibasyah Ibrahim. Dirut PDAM Tirta Mon Pase, M Yunus Gani Kiran SH, yang dihubungi Serambi berulang kali, HP-nya dalam kondisi tidak aktif. Bahkan, Direktur Teknis Rizal Efendi, yang dihubungi beberapa kali, HP-nya juga tak aktif.

Tunggakan Rp 23,7 M
Sementara itu, tunggakan rekening listrik pelanggan PT PLN Wilayah I Cabang Lhokseumawe, dalam lima bulan terakhir mencapai angka Rp 23,7 miliar. Jumlah tunggakan itu tersebar di lima kabupaten/kota yaitu Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Khusus untuk Aceh Utara, jumlah tunggakan milik Pemkab Rp 1,4 M, dan PDAM Tirta Mon Pase sebesar Rp 2,04 M. Akibatnya, PLN memutuskan jaringan listrik ke perusahaan daerah itu.

Manager PLN Cabang Lhokseumawe, Yusdiansyah kepada Serambi, Rabu (20/5) mengatakan, kini jumlah pelanggan di lima kabupaten/kota yang ada di bawah wilayah kerja PLN Lhokseumawe sekitar 36 ribu lebih. “Pemkab Aceh Utara sebesar Rp 1,4 M dan Pemkab Bireuen Rp 1,3 M belum melunasi, sedangkan kabupaten/kota lain sudah lunas, hanya tinggal bulan Mei,” katanya.

Akibat banyak tunggakan rekening, sebut Yusdiansyah, reputasi karyawan PLN Cabang Lhokseumawe dinilai buruk. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan termasuk ancaman pemutusan jaringan listrik. Untuk mengangkat kembali reputasi PLN Rayon dan Cabang, pihaknya terpaksa membentuk tim terpadu melakukan operasi yang dinamai “Tim Gleh Gampong.”

Dikatakan, kalau dihitung dengan jumlah omzet PLN misalnya tahun 2008, pendapatan susut 18,05 persen, atau kalau dihitung dengan dananya yang tidak masuk ke kas PLN mencapai Rp 22 M setahun. Ditambah lagi tunggakannya Rp 23,7 M, sehingga seluruhannya menjadi Rp 45,7 M setahun.(ib)

Tidak ada komentar: