Sabtu, April 25, 2009

Ribuan Warga Masih Gunakan Air Payau

Kendati Ulim Miliki PAM-IKK

25 April 2009, 10:06 Nanggroe Administrator

MEUREUDU - Kendati di Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, terdapat PAM-IKK (Perusahaan Air Minum Ibukota Kecamatan), namun hingga kini dilaporkan masih ada ribuan warga di sana yang mengeluh lantaran ketiadaan air bersih. Untuk minum, sebagian mereka membeli, sementara untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) terpaksa menggunakan air payau (lagang, bahasa Aceh). Problema yang sudah berksalang tahun itu diminta adanya perhatian pemerintah.

Dari 30 desa di kecamatan tersebut, kecuali Gampong Naroue, Siblah Coh, Tanjong Ulim, GrongGrong Capa, serta Pulo Ulim yang sudah dialiri air bersih, sedangkan lainnya belum terjamah sama sekali. Sejumlah ibu rumah tangga kepada Serambi secara terpisah, Jum’at (24/4) mengisahkan kepedihan yang mereka alami karena belum adanya air PAM. Lebih parah lagi, jika kebetulan air pasang rasanya asin. Bagi yang mampu, untuk air minum tidak terlalu sulit, karena setiap saat bisa mereka beli di pasar dengan harga sekitar Rp 4.000/galon atau jerigen. Sedangkan sebagian penduduk lainnya terpaksa mengambil di sumur tetangga yang terkadang lumayan jaraknya. Lebih sedih lagi, kalau kebetulan ada kemalangan atau kenduri. Dalam komndisi semacam itu, sudah pasti, masyarakat harus bekerja ekstra untuk membantunya.

Seperti yang dialami warga yang bermukim di Desa Masjid Ulim Baroh, Bueng, dan Geulanggang. Nasib sama juga dialami ratusan penduduk Desa Jurong Ara, Jurong Teungoh dan Jurong Minje Kecamatan Jangkabuya (tetangga Ulim). Saat Serambi melintas di sejumlah desa tersebut melihat, belasan ibu rumah tangga sedang mencuci pakaian dan sejumlah bocah ikut mandi. “Karena air PAM tak ada, hampir setiap hari kami menyuci di air payau,” kata Nurma, salah seorang ibu rumah tangga di Ulim Baroh. Keluhan serupa juga disampaikan Khatijah, Nurhayati, Fatimah dan Aisyah, warga Desa Jurong Ara. Penduduk di sejumlah desa di Jangkabuya ini pun sangat mengharapkan perhatian pemerintah setempat terhadap nasib gampong yang hingga sekarang belum dialiri air bersih. Kami di Gampong Jurong Minje juga begitu. Sampai sekarang air PAM yang pernah dijanjikan tak kunjung tiba, timpal seorang warga.

Amatan Serambi, ke sejumlah desa pinggiran pantai di Ulim, terlihat jaringan atau pipa untuk pendistribusian air sudah lama dipasang. Tetapi, air belum dialirkan kesana. Kepala PAM-IKK Ulim, Ramli Nurdin, yang coba ditemui Serambi ke kantornya di Desa Naroue kemarin, tidak berada di tempat. Salah seorang petugas di sana membenarkan, sejumlah desa pinggiran pantai (kawasan Ulim Baroh) belum dialiri air PAM. PAM Ulim, kata petugas tadi, hanya baru mampu memenuhi untuk lima desa. (ag)

Tidak ada komentar: