Kamis, September 30, 2010

Gawat, Jika Sambungan Liar PDAM Libatkan Orang Dalam

Air bersih merupakan kebutuhan dasar rakyat. Salah satu indikator keberhasilan pemerintah juga terbaca dari berhasil tidaknya pemerintah menjamin kebutuhan air bersih untuk rakyatnya.

Di Kota Banda Aceh, layanan air bersih dipercayakan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy. Hingga saat ini tercatat lebih 40.000 pelanggan yang menggantungkan kebutuhan air bersihnya kepada perusahaan tersebut. Sebagai perusahaan yang mengemban tanggung jawab strategis, wajar jika setiap waktu PDAM berhadapan dengan komplain, keluhan, dan ragam masalah lainnya dari pelanggan. Sejatinya, PDAM selalu dituntut memberikan pelayanan maksimal.

Dalam pekan-pekan ini, manajemen PDAM Tirta Daroy menurunkan tim penertiban untuk normalisasi jaringan. Targetnya adalah memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan guna menjawab keluhan lemahnya tekanan ke kawasan-kawasan tertentu. Padahal pihak PDAM Tirta Daroy menyatakan tekanan yang dilepas dari instalasi pengolahan di Lambaro sudah maksimal.

Pembentukan tim ini, sebagaimana dilansir Serambi, didasari dugaan tingginya pencurian air yang mengakibatkan tekanan melemah. Karenanya, sambil melakukan pembenahan pada sistem jaringan, tim mengendus kemungkinan adanya sambungan ilegal, baik yang dilakukan oleh pelanggan maupun yang bukan pelanggan.

Meski kasus pencurian air bukan sesuatu yang baru, tetapi kualitas kejahatannya disinyalir semakin meningkat. Salah satunya adalah temuan sambungan ilegal yang dilakukan dengan sangat rapi dengan instalasi rumah yang nyaris sama dengan spesifikasi teknis PDAM. Ini ditemukan antara lain di Kompleks Perumahan Buddha Tzu Chi, Panteriek, Kecamatan Luengbata, Kota Banda Aceh.

Ibarat kata pepatah, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, baunya tercium juga. Kasus itu terungkap karena data pemakaian air pada water meter tidak wajar. Berdasarkan kejanggalan itu, tim meneliti jaringan pipa, siapa tahu ada yang di by pass tanpa masuk water meter. Namun tidak ditemukan penyimpangan jaringan. Semua melewati sistem pencatat.

Tim melakukan pemeriksaan secara lebih detail. Akhirnya diketahui ada dua jalur pipa yang terkoneksi ke water meter, namun salah satunya menggunakan stop kran yang jika diatur pada posisi on, air yang masuk berasal dari jaringan  yang tidak terbaca meter. Untuk mengelabui petugas, jaringan dibuat sedemikian rupa sehingga semuanya seperti terkoneksi ke water meter. Semua jaringan tertanam sempurna di bawah beton lantai. Pelanggan bersangkutan mengaku tak ingat siapa yang mengerjakan jaringan di rumahnya. Namun hampir bisa dipastikan pekerjaan itu dilakukan oleh orang-orang berpengalaman bahkan tak tertutup kemungkinan mitra PDAM atau malah orang dalam di perusahaan itu sendiri.

Secara kuantitas bisa jadi kasusnya masih relatif kecil, tetapi yang perlu diwaspadai oleh PDAM adalah kualitas pencurian air yang semakin meningkat. Karenanya penertiban yang sedang dilakukan harus didukung. Harus ada sanksi yang tegas kepada siapa saja yang terbukti melakukan kejahatan, tak terkecuali orang-orang yang membantu kejahatan tersebut. Apalagi kalau sampai melibatkan orang dalam, ini akan sangat gawat dan berbahaya. (Sumber : Harian Serambi Indonesia)

Tidak ada komentar: