Kamis, Agustus 19, 2010

75 Persen Warga Batee Konsumsi Air Payau

SIGLI - Diperkirakan sekitar 75 persen atau 14.475 dari 19.300 jiwa penduduk Kecamatan Batee, Pidie, masih mengkonsumsi air payau (Aceh: lagang). Kendati sejak tiga tahun lalu pemerintah telah membangun instalasi pengolahan air bersih (water treatment plant/WTP) di Gampong Teupien Raya, Batee, namun sampai sekarang fasilitas tersebut belum berfungsi.

Camat Batee, Pidie, M Adam Ibrahim kepada Serambi, Rabu (18/8) mengatakan, selama puluhan tahun sebagian besar warga Batee yang umumnya berdomisili di pesisir pantai, tidak dapat menikmati air tawar. “Hanya 4.825 jiwa atau sekitar 25 persen yang dapat menikmati air tawar layak konsumsi yang diperoleh dari enam sumur bor,” ujar M Adam.

Kalaupun ada sebagain besar warga Gampong Geunteng Barat dan Geunteng Timur yang mengkonsumsi air tawar, tambah Camat Batee, itu pun diperoleh dari sumur galian di dekat pantai.

Menurut camat, seharusnya pemerintah segera menindaklanjuti proyek WTP Teupien Raya. Karena fasilitas tersebut hingga saat ini belum bisa dimanfaatkan lantaran pipa belum tersambung ke rumah-rumah warga. “Ini tinggal lanjutan saja. Dan jika WTP itu berfungsi, kami kira seluruh warga di Kecamatan Batee tidak lagi kalang kabut untuk memperoleh air bersih layak minum,” jelasnya.

Aiyub (45) warga Gampong Teupien Raya, Bate secara terpisah kepada Serambi, mengungkapkan, di seputar kompleks WTP telah ditumbuhi ilalang. “Kami khawatir proyek miliaran rupiah itu akan mubazir dan menjadi onggokan besi jika pemerintah tak mensikapi kelanjutannya dan ribuan warga Batee akan sepanjang tahun tidak dapat menikmati air layak konsumsi,” pungkasnya.(c43)

Tidak ada komentar: