Sabtu, September 19, 2009

Suplai Air PDAM Laweung Macet Lagi

19 September 2009, 08:18 Nanggroe Administrator
SIGLI - Suplai air melalui pipa sub perusahaan daerah air minum (PDAM) Laweung Kecamatan Muara Tiga, Pidie, dilaporkan sudah sepekan terakhir macet lagi. Kemacetan itu terjadi akibat rusaknya pompa air di Gampong Kale, kecamatan setempat. Pihak PDAM Sigli, menjanjikan suplai air ke Laweung akan normal kembali hari Jumat (18/9).

Lisnawati (22) warga Gampong Kale kepada Serambi, Jumat (18/9) menuturkan, ia bersama keluarganya sangat kewalahan memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Setiap hari ia harus membeli air layak minum isi ulang. “Kami membayar rekening air tepat waktu, tapi giliran pompa rusak PDAM tidak lekas memparbaiki. Kami minta PDAM segera memperbaiki pompa rusak tersebut,” tutur Lisnawati.

Kabag Umum dan Keuangan PDAM Sigli, Pidie, Muhammad Nazar SE, kepada Serambi, Jumat (18/9) mengakui suplai air melalui sub PDAM untuk masyarakat Laweung macet sejak beberapa hari lalu. Namun, kata Nazar, PDAM sedang memperbaiki pompa air yang rusak di kawasan Kale, Kecamatan Muara Tiga.

“Kita lagi memperbaiki pompa air yang rusak tersebut. Mudahan-mudahan perbaikan pompa yang rusak itu cepat tuntas kita perbaiki hari ini,” kata Nazar. Dikatakan, hingga kini suplai air lewat PDAM sub Kale belum dapat menyuplai air ke seluruh desa yang tersebar di Laweung. Suplai air hanya mampu dialirkan ke Gampong Kale dan Gampong Masjid.(naz)

Rabu, September 09, 2009

Aceh-Korsel tandatangani pembangunan instalasi air siap minum

Wednesday, 09 September 2009 19:52


Warta - Aceh
WASPADA ONLINE

BANDA ACEH - Pemerintah Aceh dan Korea Selatan menandatangani kerja sama bantuan hibah pembangunan instalasi air siap minum dengan dana sebesar Rp60 miliar.

"Proyek ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai tahun ini di dua lokasi di Kota Banda Aceh masing-masing membutuhkan dana Rp30 miliar," kata wakil gubernur Aceh Muhammad Nazar di Banda Aceh, Rabu.

Penandatanganan dilakukan oleh wakil gubernur Aceh dengan asisten manajer divisi listrik Samsung, Steven Kim. Raksasa perusahaan Korea Selatan tersebut akan mendanai pembangunan instalasi air siap minum di Aceh.

Pembangunan instalasi air siap minum itu merupakan bagian dari program East Asia Climate Change Partnership dengan total dana 200 juta dolar AS untuk seluruh Asia Timur. Sementara untuk Indonesia, proyek itu secara khusus akan dilakukan di Aceh.

Proyek akan berlangsung selama lima tahun dengan tahap pertama dibangun langsung oleh Korea Selatan dan tahap selanjutnya akan dilelang.

"Proyek ini merupakan solusi jangka pendek untuk masyarakat yang membutuhkan air bersih," tambah Nazar, seraya menambahkan proyek pertama akan dimulai di Banda Aceh khususnya di daerah-daerah yang sulit memperoleh air bersih.

Sementara itu, Asisten Manajer Divisi Listrik Samsung, Steven Kim mengatakan, pihaknya sangat senang atas respon yang diberikan Pemerintah Aceh.

"Kami berharap proyek ini akan semakin berkembang dan sukses sehingga bisa melanjutkan proyek lainnya," katanya.

Hak Jun Kim, Direktur Vogo Mining Co Ltd yang mendampingi pihak Samsung di Aceh mengatakan, instalasi air siap minum itu menggunakan teknologi perpaduan antara tenaga solar dan fotovoltaic. Suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (foto) menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion).

"Instalasi ini akan mampu mengairi 500 hingga 700 rumah tangga dengan teknologi yang modern," tambahnya.
(dat06/ann)

Minggu, September 06, 2009

Suplai Air PDAM Tirta Mati

Direktur PDAM Agara: Sedang Ada Perbaikan

6 September 2009, 09:28 Nanggroe Administrator

KUTACANE - Sejak dua hari terakhir, suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Agara di Kecamatan Babussalam, macet total. Akibatnya, warga terpaksa membeli air bersih untuk dikomsumsi serta untuk berbagai kebutuhan dengan harga mahal. “Sejak dua hari ini suplai air bersih yang disuplai PDAM mati “ ujar Zulfikri, seorang pelanggan PDAM Tirta Agara, Warga Desa Pulonas, Kecamatan Babussalam, kepada Serambi, Sabtu (5/9).

Dikatakan, saat ini mereka terpaksa membeli air bersih, karena air yang disuplai PDAM Tirta Agara tak optimal. Mereka tidak tahu penyebabnya, kenapa air mati, apalagi saat ini bulan ramadhan, mereka sangat membutuhkan air untuk berbagai kebutuhan khususnya sholat. Ia juga, menyinggung setiap musim penghujan, suplai air PDAM jorok dan berlumpur, karena air tersebut dispulai tanpa memakai sairingan, sehingga kondisi air tak berkaulitas juga tersuplai. Atas nama pelanggan di Agara, pihaknya, meminta kepada PDAM Tirta Agara, agar meningkatkan pelayanan, apalagi saat ini masyarakat sangat membutuhkan air bersih di bulan suci Ramadhan. Menurutnya, kalau seandainya, pemerintah daerah serius membenahi PDAM Tirta Agara, mungkin, kita akan mendapatkan air bersih yang berkualitas dan PAD akan meningkat.

Terkait hal itu, Direktur PDAM Tirta Agara, Ir Rahmad Desky, kepada Serambi, Sabtu (5/9) membenarkan dua hari ini suplai air macet karena sedang ada pengerjaan. Soal suplai air berlumpur dan jorok, dia menjawab, karena suplai air PDAM Tirta Agara tidak memakai jaringan sehingga air jorok apalagi musim penghujan. Pihaknya, berupaya membenahi hal tersebut dan akan meningkatkan pelayananan air bersih.

Calang
Sementara itu, Kepala Badan Layanan Umum Daerah Sistem Pengelolaan Air Minum (BLUD SPAM) Trita Mon Mata, Aceh Jaya, Ir Syamsul Bahri mengungkapkan belum meratanya suplai air bersih kepada pelanggan disebabkan masih terkendala jaringan yang sampai sekarang masih dalam perampungan. “Jaringan itu kini tinggal dilakukan uji dan baru akan diserahterimakan,” jelas Syamsul, Sabtu (5/9).

Menjawab Serambi, Syamsul menegaskan, jaringan pipa yang dipasang dilakukan oleh Amcros (Palang Merah Amerika). Dan dari koordinasi bahwa jaringan ini akan rampung pada September ini dan baru dapat digunakan sehingga baru dapat dialiri air bersih kepada pelanggan di Calang.

Ia menambahkan, jumlah pelanggan yang akan tertampung untuk suplai air melalui BLUD SPAM Tirta Mon Mata sebanyak 2.000 pelanggan, dan sejauh ini sudah terpasang oleh Amcros sebanyak 1.500 pelanggan. “Memang sejauh ini suplai air masih terbatas dan bila jaringan baru itu sudah diserahkan, suplai air akan lebih banyak pelanggannya,” jelasnya seraya berharap masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi pelanggan BLUD SPAM Tirta Mon Mata.(as/riz)

Sabtu, September 05, 2009

Belanda Bangun Kantor PDAM Regional Rp 3,7 M

5 September 2009, 09:40 Nusantara Administrator

Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar (kiri), didampingi Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari, dan Program Manager SAB-SAS Belanda, Taco de Vries (kanan) meninjau proyek instalasi air bersih bantuan Belanda di kawasan Siron, Ingin Jaya, Aceh Besar, Jumat (4/9). SERAMBI/JAMALUDDIN

BANDA ACEH - Pemerintah Belanda melalui sebuah perusahaan air minumnya yaitu SAB-SAS, membangun kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) regional Aceh, dengan total bantuan senilai Rp 3,7 miliar. Bangunan yang dimulai pengerjaannya pada 17 November 2008 lalu, saat ini sudah selesai dikerjakan. Kompleks gedung representatif di kawasan Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar itu terdiri dari tiga bangunan yakni kantor PDAM Regional Aceh, laboratorium dan kalibrasi water meter, serta gedung pusat pelatihan. Dalam waktu dekat, bangunan tersebut akan diserahkan kepada Pemeruintah Aceh.

“Bantuan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman bersama (MoU) dengan Pemerintah Belanda pada 19 Januari 2009 lalu. Fokus kami adalah pada kerja sama bidang air bersih dan sanitasi di Aceh,” kata Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, saat meninjau kompleks tersebut, Jumat (4/9) pagi. Pada kesempatan itu Wagub didampingi Manajer Program SAB-SAS, Taco de Vries, dan Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali. Seperti tertuang dalam perjanjian dengan Pemerintah Belanda, sebut Nazar, kantor PDAM regional Aceh tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Aceh. Wagub berharap, bangunan tersebut sudah diserahkan ke Pemerintah Aceh paling lambat Oktober mendatang. “Setelah diserahkan kepada Pemerintah Aceh, bangunan itu akan dipinjamkan untuk aktivitas PDAM Regional Aceh, yang merupakan perusahaan pantungan antara SAB-SAS Belanda dengan PDAM yang seluruh Aceh berbadan hukum perseroan terbatas,” tambahnya.

Didampingi Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali, Wagub juga menjelaskan keuntungan kerjasama bagi Aceh yakni adanya transfer teknologi/alih pengetahuan dari perusahaan air minum di Belanda kepada provinsi ujung paling barat Indonesia ini. Keuntungan lain, sebut Nazar, juga untuk membantu PDAM memenui target dalam mencapai tujuan usaha, di antaranya peningkatan pelayanan air minum yang baik, pemulihan biaya penuh, peningkatan efesiensi operasi dan penurunan kehilangan air. Dijelaskan, tujuan utama kerja sama itu yakni untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja setiap PDAM dalam rangka mencapai sasaran seperti peningkatan cakupan pelayanan sebesar 85 persen, angka kehilangan air bisa ditekan hingga di bawah 15 persen, dan peningkatan sanitasi.

Sementara Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali menyatakan struktur kerja sama nanti kedua pihak telah sepakat membentuk badan usaha patungan berupa Perseroan terbatas (PT). “Kantor PT tersebut nanti berdomisili di Banda Aceh dengan kelengkapan seperti pusat pelatihan, laboratorium, dan bengkel meter,” jelasnya. PT tersebut, tambah Azahri, akan menyiapkan master plan dan bisnis plan dan akan membuat struktur tarif standar yang berlaku bagi seluruh PDAM di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu.(jal)

Jumat, September 04, 2009

Belanda bangun kantor PDAM regional Rp3,7 miliar

Friday, 04 September 2009 18:06


Warta - Aceh
WASPADA ONLINE

BANDA ACEH - Pemerintah Belanda membangun kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) regional provinsi Aceh, dengan total bantuan dana Rp3,7 miliar.

"Bantuan ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman (MoU) sebelumnya dengan Pemerintah Belanda. Fokus kami pada kerjasama bidang air bersih dan sanitasi di Aceh," kata wakil gubernur Aceh Muhammad Nazar di Aceh Besar, sore ini.

Komplek gedung representatif di kawasan Desa Siron, Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar itu terdiri dari tiga bangunan yakni kantor PDAM regional Aceh, laboratorium dan kalibrasi water meter dan gedung pusat pelatihan.

Kantor PDAM Regional Aceh tersebut juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti peralatan laboratorium dan kalibrasi water meter. Muhammad Nazar menjelaskan, kantor PDAM regional tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Aceh seperti tertuang dalam perjanjian dengan Pemerintah Belanda.

"Setelah diserahkan nanti selanjutnya akan dipinjam-pakaikan untuk aktivitas PDAM Regional Aceh, yang merupakan perusahaan patungan antara H2O Partner Belanda dengan PDAM di Aceh berbadan hukum perseroan terbatas," katanya.

Wagub didampingi Koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali, menjelaskan keuntungan kerjasama bagi Aceh yakni adanya transfer teknologi/alih pengetahuan dari perusahaan air minum di Belanda kepada provinsi ujung paling barat Indonesia ini.

Keuntungan lain juga untuk membantu PDAM memenuhi target dalam mencapai tujuan usaha, diantaranya peningkatan pelayanan air minum yang baik, pemulihan biaya penuh, peningkatan efesiensi operasi dan penurunan kehilangan air.

Tujuan kerjasama itu untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja setiap PDAM dalam rangka mencapai sasaran seperti peningkatan cakupan pelayanan sebesar 85 persen, angka kehilangan air dibawah 15 persen, dan peningkatan sanitasi.

Sementara koordinator PDAM Regional Aceh, Azhari Ali menyatakan sistem kerjasama disepakati kedua belah pihak membentuk badan usaha patungan berupa Perseroan terbatas (PT).

"Kantor PT berdomisili di Banda Aceh dengan kelengkapan seperti pusat pelatihan, laboratorium, dan bengkel meter," kata dia menjelaskan. PT tersebut akan menyiapkan master plan dan bisnis plan dan akan membuat struktur tarif standar yang berlaku bagi seluruh PDAM di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu.
(dat03/ann)

Selasa, September 01, 2009

Arus listrik PDAM unit Penanggalan diputus

Tuesday, 01 September 2009 09:32


Warta - Aceh
WASPADA ONLINE

SUBULUSSALAM - Dipastikan menunggak tagihan rekening listrik periode Mei, Juni dan Juli 2009 sebesar Rp39.949.480, arus listrik PLN ke PDAM unit Penanggalan diputus. Hal ini juga berakibat terputusnya penyaluran air bersih ke rumah ratusan warga Pemko Subulussalam oleh PDAM unit Penanggalan sekira tiga pekan terakhir.

Efek lainnya, sejumlah pelanggan PDAM itu terpaksa memanfaatkan arus sungai terdekat, bahkan sungai Kombih yang selama ini menjadi sumber sedotan PDAM itu.

Sejumlah warga malah mengaku sangat kecewa dengan fenomena ini dan menyesalkan indikasi ketidakseriusan pemerintah setempat dalam melayani masyarakat untuk pengadaan air bersih.

“Masa cuma sekitar empat puluh juta saja pemerintah tak sanggup, padahal air sumber kehidupan masyarakat,” sesal warga, pagi ini.

Informasi besaran tunggakan ini diperoleh melalui surat manajer PT PLN (Persero) wilayah Aceh cabang Subulussalam, M Arief Mudhari kepada PDAM unit Penanggalan No. 435/500/SBS/2009 tertanggal 15 Juli 2009 tentang Pemakaian Listrik PDAM Unit IKK Penanggalan.

Selain tunggakan itu, Arief juga menyebutkan kalau PDAM ini memakai ampere yang melebihi kapasitas terpasang sehingga Alat Pengukur dan Pembatas (APP) daya listrik milik PT PLN (Persero) Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam Cabang Subulussalam yang terpasang di instalasi PDAM itu terbakar sebanyak dua kali dan terakhir, Sabtu (11/7).

Faktanya, dari kapasitas terpasang sebesar 3 x 100 ampere, PDAM setempat memakai sebesar 3 x 150 ampere. Seperti sumber pelanggan air PDAM di sana , tidak terpasoknya air PDAM ke rumah pelanggan sekira tiga pekan terakhir sangat merugikan masyarakat terkait.

Informasi ini juga menjawab sejumlah teka-teki yang berkembang di daerah ini, menyoal tidak beroperasinya sumber air bersih PDAM Penanggalan. Seperti isu, tidak mengalirnya air PDAM ke rumah warga akibat pengelola PDAM, Suhadi menderita sakit, tidak seriusnya pemerintah setempat membiayai dana operasional PDAM dan sejumlah isu lainnya.

Bahkan masyarakat setempat juga sangat menyayangkan alasan tidak berjalannya PDAM di sana hanya akibat sakitnya, Suhadi salah seorang tenaga teknis PDAM setempat. Saat dikonfirmasi, Suhadi melalui ponselnya yang diterima seseorang di ujung ponselnya, Medan , Rabu (29/7) mengatakan kalau yang bersangkutan masih dirawat di rumah sakit. “Kami atau Jumat baru bisa pulang,” aku penerima ponsel Suhadi.

Dalam surat yang salinannya disampaikan kepada Walikota Subulussalam, Moh. Arief Mudhari mengingatkan pihak PDAM untuk menambah daya terpasang atau harus menyesuaikan pemakaian dengan daya terpasang guna menghindari terjadinya kasus serupa serta melunasi tunggakan jika arus listrik ke sana ingin disambung kembali.
(dat01/ann)